Sunday, August 11, 2013

Jadi, Sudah Sampai Mana?

Yang namanya penyakit hati itu disembuhinnya pakai doa nduk, kembali ke agama. Iri itu penyakit hati.

Akun twitter teman dan kenalan yang melihatkan kemapanan hidupnya yang baru, pencapaian usaha, pengraihan cita-cita, kebahagiaan dunia yang baru diraihnya. Menggiurkan jari tangan bergerak ingin tahu lebih

Album akun sosial biru pun begitu, menggambarkannya dengan lebih gamblang, mengirim sinyal pesan ke otak untuk menyiratkan perasaan jengah, marah melihatnya tetapi ingin memilikinya.

Potret foto di akun instagram pun, tiap gulungan jari kebawah di linimasanya sesekali terlihat teman dan kenalan mengabadikan momen bahagianya disana, mengirim misi penasaran di otak saya, mengetahui lebih jauh, lebih dalam, mengetahui, dan jatuh lebih dalam pada penyakit hati yang satu itu.

Kata wanita menopause yang sudah melahirkan saya – dadi uwong ojok senengane ndelek-ndelek penyakit nduk.
Andai saya bisa mencegahnya, hal-hal itu semua muncul di depan mata saya dengan sendirinya mamak, mana saya punya daya dan upaya untuk mencegahnya? Dan.. iri ini mana tahu bagaimana datangnya.

Lalu tulisan itu datang, seingat saya dia bilang
Tidak usah iri dengan keberhasilan orang lain, karena kita tidak pernah tahu apa yang telah dikorbankannya untuk mendapatkan hal itu.
Sibuk memikirkan yang kurang/yang belum ada, semua itu hanya akan membuat kita gelisah, kecewa, sedih, marah karena sudah kufur nikmat.
Selow men uripmu ngurusi wong liyo nganti ngono.
Kadang-kadang, ketidaktahuan menyelamatkan orang-orang dari ketakutan.
Dan masih banyak tulisan ‘juru penyelamat hidup kembali’ yang entah dimana saya lupa menaruhnya.
Jika ini pengadilan maka saya telah mengeluarkan pengakuan.

Sisi baiknya adalah, berapa orang sih di dunia ini yang mau mengakui dirinya kalau dia telah iri?

Waktu itu saya berjuang menghilangkan penyakit hati ini, dan sekarang saya well-done menghilangkannya.
Resepnya? Itu mudah, jangan cari di apotik besar atau di ensiklopedia mahal, jangan pula cari tumbuhan herbal di kebun sebelah, cari tumbuhan herbal di belakang rumah sendiri. Bersyukur.
Pada akhirnya satu pertanyaan menetes dingin di dahi. Yang kemudian saya tanyakan pada Azizah. 
Jadi, kamu sudah sampai mana?

---

Oiyah saya lupa menyapa kalian semua, seperti yang sudah terkira.. KAN AKU MALES NGEBLOG LAGI KAAAANN.. YA ALLAH KAPAN MALESKU ILAAANG.
Dan blog ini waktu itu saya utek-utek, dan layout/backgroundnya jadi makin ‘yeyek’ luar biasa, saya ubahlah menjadi ‘terlalu-biasa-hampir-tidak-menarik’ seperti ini. Mode template dinamis.
Suwer deh, udah puluhan kali pikiran buat ngeblog itu mesti tuing muncul di otak, and i dont knooow, those feeling when you’re afraid to open Ms. World or just to open your blog link and start to write. Seems like a kid which afraid to see or touch their homework just to make sure on their mind that they’re forget about doing homework. *le sigh* sounds like im kinda girl who’s always about to run from every duties

And now, friends.. lets think together about this words
Jadi, kita sudah sampai mana?

No comments:

Post a Comment